Vandalisme Budaya Situs – Situs Bersejarah di Mekkah dan Madinah

 

Vandalisme Budaya Situs - Situs Bersejarah di Mekkah

Selama lebih dari 20 tahun Kerajaan Arab Saudi telah melakukan vandalisme budaya dalam porsi yang mencengangkan. Situs-situs bersejarah di Mekkah dan Madinah, dua kota suci umat Islam, secara sistematis diboldozer. Situs-situs itu dibabat demi melapangkan jalan bagi pembangunan gedung-gedung pencakar langkit, hotel-hotel, dan pusat-pusat perbelanjaan. Mewah dan gemerlap. Satu kamar hotel, Jerome mencotohkan, memasang tarif termurah 500 dolar AS untuk satu malam!

 
Parahnya lagi, sebagian besar dari situs awal Islam yang dihapus dari peta dunia oleh rezim Saudi berhubungan langsung dengan jejak rekam Nabi Muhammad. Dari penjelasan arkeolog dan sejarawan Saudi Dr Irfan Alawi, Jerome memiliki daftar situs-situs yang telah hilang. Salah satunya sebut saja: rumah istri Nabi Siti Khadijah yang kini sudah berubah menjadi toilet. Lalu ada beberapa situs yang menunggu diratakan dengan tanah, yakni antara lain tiang-tiang tua dari periode Utsmani dan Abbasiah (Abad ke-17) di Masjidil Haram; rumah tempat kelahiran Nabi Muhammad; dan rumah paman Nabi Hamzah bin Abdul Muthalib.Dr Irfan Alawi—yang juga Direktur Eksekutif Islamic Heritage Research Foundation—mengatakan setidaknya Mekkah dan Madinah sudah kehilangan 400 hingga 500 situs suci bersejarah. Gulf Institute yang bermarkas di Washington memperkirakan 95 persen situs berusia milenium di Mekkah telah dihancurkan dalam dua dekade terakhir. “Tak ada seorang pun yang berani mengecam vandalisme budaya ini,” kata Dr Irfan. Arsitek ternama Saudi Sami Angawi juga sama cemasnya. “Nilai Mekkah maupun Madinah secara historis hampir musnah. Anda tak akan menemukan apa pun di sana kecuali gedung-gedung pencakar langit.”

 
BACA:  Legenda Gunung Wilis

Pemerintah monarki Saudi berdalih penghancuran situs-situs itu diperlukan guna mengakomodasi jumlah jamaah haji yang setiap tahun meningkat. Saat ini sekitar 12 juta jamaah memadati Mekkah dan Madinah setiap tahunnya. Jumlah itu diperkirakan akan membengkak hingga 17 juta pada 2025.

Persoalannya, kata Jerome yang non-Muslim itu, apakah upaya mengakomodasi jamaah haji harus dilakukan dengan menghancurkan situs-situs suci dan bersejarah. Apalagi, hotel dan apartemen mewah yang justru berdiri menggantikan situs-situs tersebut. Kemewahan yang hanya bisa dibeli oleh mereka yang berduit. Padahal, Nabi menginginkan Mekkah menjadi tempat dimana Muslim harus diperlakukan sama dan setara.

Menurut Jerome, semua itu cuma dalih rezim Saudi. Jerome percaya vandalisme budaya tersebut terinspirasi dari ajaran Wahabisme—mazhab resmi kerajaan Saudi. Wahabi, kata Jerome, geregetan melihat jamaah haji yang “mengalap” berkah dari situs-situs suci. Sebab, Wahabisme percaya mengunjungi makam atau situs sejarah yang berkaitan dengan Nabi akan melahirkan syirik. Sementara komersialisme merajalela yang melanda Mekkah dan Madinah terinspirasi oleh sesuatu yang lebih hina—kerakusan.

BACA:  Kerjasama Yahudi – Wahabi

Sungguh terkutuk, ajarannya ini mewajibkan menghancurkan situs-situs bersejarah islam dengan dalih menjaga dan memurnikan tauhid dari bentuk kesyirikan.

namun mereka dirikan situs agamanya yang baru yang berkiblat KAPITALIS, mereka dirikan menara jam yang tinggi dan megahnya seakan-akan ingin menutupi pesona ka’bah dan menara2 masjidil harom.

Sungguh betapa cingkrangnya otak ajaran ini, dan betapa kolot pemahaman WAHABIi dalam agama.

 
 

TOPIK LAINNYA

Nyi mas layung sari, bilik misteri, bokep ritual pesugihan, bokep genderowo, Ciri-ciri KETURUNAN Serunting Sakti, Tembok antartika menurut Al Quran, sipahit lidah keturunan siliwangi, Cara menjadi murid Sang Hyang Nur Cahyaning Nirwana, kesaktian angling darma vs siliwangi, missingqeu

JANGAN LEWATKAN